tag:blogger.com,1999:blog-18131925217528655952023-11-16T08:39:14.499-08:00I LOVE U PhYsiCSAlumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-35555031015014938352011-06-24T07:53:00.000-07:002011-06-24T07:53:19.205-07:00Penyelesaian Soal-soal Fisika dalam Buku Marthen Kanginan.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
</div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-37760689391683462772011-06-24T03:57:00.000-07:002011-06-24T03:57:54.611-07:00Sains tanpa agama adalah pincang, dan agama tanpa sains adalah buta.<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">DETIK-DETIK PEMBOMAN HIROSHIMA 9 AGUSTUS 1945<br />
</div><div style="background-color: white; color: red; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;">Sains tanpa agama adalah pincang, dan agama tanpa sains adalah buta.<br />
(Science without religion is lame, and religion without science is blind).</div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4DZZ6wBL18nzntwsCCq0prCCntsR1xI8HQhEj62e5MnC03VhahHXyeWT0S-jiroChUr8RUGkgM9zdhEveTuXu6-Te32TXoskwYfNLqcESk0duB7Bk9xuT6dRzjw964twqANdiEXztFCeF/s1600/einstein_young.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4DZZ6wBL18nzntwsCCq0prCCntsR1xI8HQhEj62e5MnC03VhahHXyeWT0S-jiroChUr8RUGkgM9zdhEveTuXu6-Te32TXoskwYfNLqcESk0duB7Bk9xuT6dRzjw964twqANdiEXztFCeF/s200/einstein_young.jpg" width="189" /></a></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">ALBERT EINSTEIN DAN KEMERDEKAAN INDONESIA</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Prof. Dr. Albert Einstein (14-03-1879 — 18-05-1955), ahli fisika keturunan Yahudi, kelahiran Ulm, Jerman Selatan. Ketika kaum Nazi berkuasa, pada 1930 ia memilih untuk memenuhi undangan untuk menjadi dosen di Princeton, Amerika Serikat, ketimbang bekerja untuk Hitler.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Albert Einstein adalah pencetus Teori Relativitas | Kenisbian (the Theory of Relativity), yang telah mengubah dunia klasik ke modern. Teori Relativitas Khusus (the Special Theory of Relativity, 1905) yang sangat terkenal dengan formula E=m.c^2 (Energy = Mass of Matter x power of two of constant velocity of light in vacuo), dan Teori Relativitas Umum (the General Theory of Relativity, 1917) tentang interaksi semesta.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Ketikapecah Perang Dunia II, pada 2 Agustus 1939, ia menulis surat kepadapresiden AS ke32 yang terpilih 3X waktu itu (1933-1945), FranklinDelano Roosevelt (1882-1945), menyatakan kekhawatirannya bahwa Hitlerkemungkinan besar akan merealisasi Teori Relativitas temuannya, untukmengembangkan senjata nuklir, memenangkan perang dan menguasai dunia.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">PresidenRoosevelt mengantipisasi kemungkinan ini dan memutuskan untuk melakukanpengembangan tenaga nuklir untuk persejataan perang. Pada 1942,jenderal Leslie R. Groves ditugaskan untuk bertanggungjawab atas proyeksenjata nuklir yang disebut 'Manhattan Project', pada lokasi yangsekarang terkenal sebagai 'Manhattan District of the Army Corps ofScientists and Engineers.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Proyek ini membuahkan sejenis bombaru, yaitu bom fisi-fusi (fission-fusion), dimana satu bom nuklir(nuclear bomb) ditempatkan dalam satu bom atomik (atomic bomb), karenabom nuklir hanya bisa diledakan melalui panas ledakan bom atomik. Perludiketahui bahwa energi fusi ledakan bom nuklir bisa ribuan hinggajutaan kali lebih dahsyat daripada energi fisi ledakan bom atomik.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Konsepdasar cara energi dihasilkan, membedakan bom nuklir dan bom atomik. Bomnuklir adalah bom fusi nuklir panas (thermal fussion), dimana energidihasilkannya diperoleh dari pengubahan masa materi sebagai akibat daripenggabungan paksa inti atom pada tekanan dan suhu panas ekstrim tinggiyang terjadi ketika berlangsung ledakan bom atomik. Sedangkan bomatomik adalah bom fisi, dimana energi panas dihasilkannya diperolehdari pengubahan masa materi sebagai akibat dari pemisahan inti atompada tekanan tinggi yang dihasilkan dari denotator yang meledak padabenturan keras pada kecepatan tinggi yang terjadi ketika bom atomikdiluncurkan dan menabrak sasaran.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pada jam 15:30 AM, 16 Juli1945, dilakukan uji-coba pertama bom nuklir pertama di pangkalan udaraAlamogardo, New Mex, yang dikenal sebagai 'Trinity Explosion'. Dengansuksesnya proyek ini, AS mengambil keputusan untuk segeramenggunakannya dalam Perang Dunia II. Pada akhrir Juli, berhasil dibuatdua buah bom nuklir-atomik berkekuatan 20 KiloTon yang setara dengankekuatan 20.000 ton TNT [ TriNitroToluene: C6H2(CH3)(NO2)3 ]. 1 ton TNTsetara 1 milyar (1.000.000.000) kalori energi.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pada jam 15:30AM, 16 Juli 1945, dilakukan uji-coba pertama bom nuklir pertama dipangkalan udara Alamogardo, New Mex, yang dikenal sebagai 'TrinityExplosion'. Dengan suksesnya proyek ini, AS mengambil keputusan untuksegera menggunakannya dalam Perang Dunia II. Pada akhir Juli, berhasildibuat dua buah bom nuklir-atomik berkekuatan 20 KiloTon yang setaradengan kekuatan 20.000 ton TNT [ TriNitroToluene: C6H2(CH3)(NO2)3 ]. 1ton TNT setara 1 milyar (1.000.000.000) kalori energi.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pada 6dan 9 Agustus 1945, dua bom nuklir-atomik ini dijatuhkan pesawat bomberAS, masing-masing di Hiroshima dan Nagasaki, dan membumihanguskanseluruh pertahanan Jepang, yang membuat Jepang terpaksa bertekuk lututpada Sekutu. Invasi Jepang di Indonesia pun lumpuh. Perang DuniaBerakhir pada 14 Agustus 1945, demikian juga penjajahan Jepang diIndonesia. Dan Indonesia pun memproklamirkan kemerdekaan pada 17Agustus 1945.</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">PEMBOMAN HIROSHIMA DAN NAGASAKI 9 AGUSTUS 1945</span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Apapun kata orang atau alasannya, secara implikasi logis kausalitas atauhukum sebab-akibat, seandainya tak ada Einstein, Amerika tidak ataubelum berhasil membuat bom nuklir pada 17 Juli 1945, dan Indonesiamungkin tidak atau belum merdeka pada 17 Agustus 1945. KemerdekaanIndonesia memang adalah Rahmat Tuhan YME, dan Tuhan memberikan jalannyamelalui realisasi Teori Relativatitas Einstein dalam proyek bom nuklirAS.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Einstein secara bathin terpukul keras, ia salah memprediksikeberhasilan Jerman, karena Jerman menyerah pada Mei 1945, sebelumJerman atau pun Sekutu berhasil membuat bom nuklir. Sementara itupresiden Roosevelt telah meninggal karena depresi berat sebulansebelumnya, dan digantikan oleh presiden Harry S. Truman, yangbersikeras tetap memerintahkan pemboman nuklir di Jepang.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Einsteinsangat berduka atas realisasi teorinya yang telah digunakan AS untukpeperangan, karena ia sangat menyintai perdamaian dan kemanusiaan. Iaadalah pendukung gerakan humatarian yang dilakukan Zionisme pada masaitu. Bertahuntahun ia telah memupuk teorinya, tapi bertahuntahun pulaia menyesali dirinya menjelang akhir hidupnya. Pada 1952, Einsteinmenolak keras ketika ia dicalonkan untuk jadi presiden Israel atasundangan David Ben-Gurion, untuk menggantikan Dr. Chaim Weizmann.Sepuluh tahun kemudian setelah peristiwa Hiroshima - Nagasaki, iameninggal di Princeton, AS, dengan duka sangat teramat dalam yangmeyalib jiwanya.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Kita sebagai bangsa Indonesia, dalam rangkamemperingati kemerdekaan, patut mengenang jasa Einstein, karena iapunya andil dalam merdekanya Republik ini, terlepas dari dia seorangZionis Yahudi atau bukan!</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-64320616860414705112011-02-28T08:08:00.000-08:002011-02-28T08:08:30.462-08:00SUHERMAN DICULIK UFO Lengkap Bagian 1+2oleh Dedy Suardi NEW<iframe width="425" height="344" src="http://www.youtube.com/embed/4YWLKR2g_gg?fs=1" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-46451653063500600762011-01-25T17:46:00.000-08:002011-01-25T17:46:48.249-08:00Try Out Online Fisika<a href="http://fisikastudycenter.com/content/view/58/9/?sms_ss=blogger&at_xt=4d3f7cdebe996f23%2C0">Try Out Online Fisika</a>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-79259341286263556232011-01-22T05:05:00.000-08:002011-01-22T05:05:05.893-08:00Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa<h3 class="post-title entry-title"> </h3><div class="post-header"> </div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7NOAnoTfIRsAWpzqp57wlWS1_9Kh2d59_0_GM-dOb0l8L_6lHhBTGIpeE0011fRkJmp5JK9XyjdZ3TiaAQmka70rHhHLnQQA9nFU27HTdNkp3XXxEXdZUfgJLHzYbstJHnZNGajmUykO5/s1600/Picture+006.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7NOAnoTfIRsAWpzqp57wlWS1_9Kh2d59_0_GM-dOb0l8L_6lHhBTGIpeE0011fRkJmp5JK9XyjdZ3TiaAQmka70rHhHLnQQA9nFU27HTdNkp3XXxEXdZUfgJLHzYbstJHnZNGajmUykO5/s200/Picture+006.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Yohanes Vianei Dore Ola, S.Pd</td></tr>
</tbody></table><div class="post-header"> </div><div class="post-header"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Model Pembelajaran ARIAS</span></b><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987: 2-9) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987: 289-319).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Bohlin, 1987: 11-14). Namun demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi (assessment), padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa (DeCecco, 1968: 610). Evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran menurut Saunders et al. seperti yang dikutip Beard dan Senior (1980: 72) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance (relevansi); confidence (percaya/yakin); satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Penggantian nama confidence (percaya diri) menjadi assurance, karena kata assurance sinonim dengan kata self-confidence (Morris, 1981: 80). Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction. Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh karena itu, model pembelajaran yang sudah dimodifikasi ini disebut model pembelajaran ARIAS.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komponen Model Pembelajaran ARIAS</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Keller, 1987: 2-9). Menurut Bandura seperti dikutip oleh Gagne dan Driscoll (1988: 70) seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang ia miliki. Sikap di mana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini mempengaruhi kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan (Petri, 1986: 218). Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus (Prayitno, 1989: 42). Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang terkenal dalam suatu bidang sebagai pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model), misalnya merupakan salah satu cara menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa. Menurut Martin dan Briggs (1986: 427-433) penggunaan model seseorang yang berhasil dapat mengubah sikap dan tingkah laku individu mendapat dukungan luas dari para ahli. Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap percaya diri menurut Bandura seperti dikutip Gagne dan Briggs (1979: 88) sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan (misalnya dengan mengatakan bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan/sesuai dengan kemampuan siswa (misalnya memberi tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur sampai ke tugas yang sukar). Menyajikan materi secara bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukarannya menurut Keller dan Dodge seperti dikutip Reigeluth dan Curtis dalam Gagne (1987: 175-202) merupakan salah satu usaha menanamkan rasa percaya diri pada siswa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Memberi kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih suatu keterampilan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komponen kedua model pembelajaran ARIAS, relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang (Keller, 1987: 2-9). Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll, 1988: 140).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur relevansi ini. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran adalah: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas (konkrit) pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut (DeCecco,1968: 162). Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang dan/atau untuk berbagai aktivitas di masa mendatang.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai- nilai yang dimiliki siswa. Bahasa yang jelas yaitu bahasa yang dimengerti oleh siswa. Pengalaman nyata atau pengalaman yang langsung dialami siswa dapat menjembataninya ke hal-hal baru. Pengalaman selain memberi keasyikan bagi siswa, juga diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada titik tolak yang sama dalam melibatkan siswa secara mental, emosional, sosial dan fisik, sekaligus merupakan usaha melihat lingkup permasalahan yang sedang dibicarakan (Semiawan, 1991). (4) Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian dimungkinkan menggunakan bermacam-macam strategi dan/atau media pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS, interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Menurut Woodruff seperti dikutip oleh Callahan (1966: 23) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth (1987: 383-430) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Herndon (1987:11-14) menunjukkan bahwa adanya minat/perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan memelihara minat/perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat/perhatian siswa antara lain adalah: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran misalnya menurut Lesser seperti dikutip Gagne dan Driscoll (1988: 69) variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">- Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demonstrasi dan simulasi yang menurut Gagne dan Briggs (1979: 157) dapat dilakukan untuk menarik minat/perhatian siswa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Komponen keempat model pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid (Lefrancois, 1982: 336). Bagi guru menurut Deale seperti dikutip Lefrancois (1982: 336) evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi (Hopkins dan Antes, 1990:31). Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai. Apakah siswa telah memiliki kemampuan seperti yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157). Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu kalau kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto, 1994). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Martin dan Briggs seperti dikutip Bohlin (1987: 11-14) bahwa evaluasi diri secara luas sangat membantu dalam pengembangan belajar atas inisiatif sendiri. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin mereka capai. Ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan Morton dan Macbeth seperti dikutip Beard dan Senior (1980: 76) bahwa evaluasi diri dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain adalah: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt;">Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></li>
</ul><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Driscoll, 1988: 70). Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran (Hilgard dan Bower, 1975:561). Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan ekstrinsik (Keller dan Kopp, 1987: 2-9). Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari orang lain atau lingkungan. Memberikan penghargaan (reward) menurut Thorndike seperti dikutip oleh Gagne dan Briggs (1979).</span>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-31728914839838720532011-01-22T02:38:00.000-08:002011-01-22T02:38:51.238-08:00Siswa papua yang telah menguasai Matematika dengan metoda Matematika Gasing<iframe src="http://www.youtube.com/embed/1NFAmJ8bB4I?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-87518536332694373152011-01-22T02:37:00.000-08:002011-01-22T02:37:15.325-08:00Matematika Gasing Penjumlahan beberapa angka satuan.flv<iframe src="http://www.youtube.com/embed/rVIiDW3Nolg?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-39068701743702842822011-01-22T02:35:00.000-08:002011-01-22T02:35:44.235-08:00Penjumlahan 10 20 by Prof. Yohanes Surya, Ph.D<iframe src="http://www.youtube.com/embed/cflcqDbLdkU?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-57956163222448627432011-01-22T02:33:00.000-08:002011-01-22T02:33:54.601-08:00Fisika Yohanes Surya Materi Gerak Lurus<iframe src="http://www.youtube.com/embed/sf-R2SX2QrU?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-7487867669399200062011-01-22T02:32:00.000-08:002011-01-22T02:32:43.311-08:00Matematika Gasing Penjumlahan 2 angka banyak digit.flv<iframe src="http://www.youtube.com/embed/glArCO-FqOE?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-31549639438827577842011-01-22T02:30:00.000-08:002011-01-22T02:30:23.233-08:00Penjumlahan Dasar<iframe src="http://www.youtube.com/embed/cGDdKHvP2jo?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-7474357207415746222011-01-22T02:26:00.000-08:002011-01-22T02:26:34.004-08:00Penjumlahan 4 digit by Prof. Yohanes Surya, Ph.D<iframe src="http://www.youtube.com/embed/nqrZvgmwJBg?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-57523770973821105532011-01-22T02:16:00.000-08:002011-01-22T02:16:57.680-08:00Demonstrasi "Launching GiPiKa"<iframe src="http://www.youtube.com/embed/YB0n7NKW74o?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-52866140229720079222011-01-22T02:14:00.001-08:002011-01-22T02:14:56.707-08:00Penjumlahan 3 digit by Prof. Yohanes Surya, Ph.D<iframe src="http://www.youtube.com/embed/zhBechQfdYg?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-86589129215212230302011-01-22T02:14:00.000-08:002011-01-22T02:14:18.292-08:00Penjumlahan 2 digit by Prof. Yohanes Surya, Ph.D<iframe src="http://www.youtube.com/embed/zAXk1Zj0MV0?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-83864549796101084852011-01-22T02:13:00.000-08:002011-01-22T02:13:39.234-08:00Penjumlahan 10 20 by Prof. Yohanes Surya, Ph.D<iframe src="http://www.youtube.com/embed/cflcqDbLdkU?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-20505514193683274392011-01-22T02:11:00.000-08:002011-01-22T02:11:22.587-08:00Penjumlahan 1 9 by Prof. Yohanes Surya, Ph.D<iframe src="http://www.youtube.com/embed/Mqdyz_xbgn4?fs=1" allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" width="425"></iframe>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-76847014083275390762011-01-20T17:37:00.000-08:002011-01-20T17:37:17.609-08:00Fisika<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Fisika, ilmu fisis yang paling fundamental, mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar alam semesta.<br />
Ia merupakan fondasi bagi ilmu-ilmu lainya: astronomi, biologi, kimia, dan geologi. Keindahan fisika<br />
terletak pada kesederhanaan teori-teori fisis fundamendal dan pada cara bagaimana sejumlah kecil<br />
konsep-konsep fundamental, persamaan-persamaan, dan asumsi-asumsi dapat mengubah dengan<br />
mengembangkan cara padang kita terhadap dunia di sekeliling kita.<br />
Ilmu fisika dapat dibagi ke dalam enam bidang:<br />
1. Mekanika klasik, mempelajari tentang gerak benda-benda yang besar relatif terhadap atom<br />
dan bergerak dengan kelajuan yang jauh lebih lambat dari pada kelajuan cahaya.<br />
2. Relativitas, merupakan sebuah teori yang mendeskripsikan benda-benda yang bergerak<br />
dengan kelajuan sembarang bahkan kelajuan yang mendekati kelajuan cahaya,<br />
3. Termodinamika, mengkaji tentang kalor (energi panas), usaha, suhu, dan perilaku statistik<br />
sistem-sistem yang memuat sejumlah besar partikel.<br />
4. Elektromagnetisme, mempelajari tentang elektrisitas, magnetisme, dan mendan-medan<br />
elektromagnetik.<br />
5. Optika, menelaah tentang perilaku cahaya dan interaksinya dengan material.<br />
6. Mekanika Kuantum, merupakan sekumpulan teori yang menghubungkan perilaku materi<br />
pada level submikroskopik dengan pengamatan makroskokpik.<br />
Fisika didasarkan pada pengamatan eksperimental dan pengukuran kuantitatif. Tujuan utama fisika<br />
adalah mencari dan menemukan sejumlah kecil hukum-hukum fundamental yang mengatur<br />
fenomena alam dan menggunakan hukum-hukum tersebut untuk mengembangkan teori-teori yang<br />
dapat memprediksi hasil-hasil eksperimen selanjutnya. Hukum-hukum fundamendal yang digunakan<br />
dalam pengembangan teori-teori diungkapkan dalam bahasa matematika, yaitu alat yang<br />
menyediakan jembatan antara teori dan eksperimen.<br />
Apabila perbedaan antara teori dan ekperimen muncul, maka teori-teori baru harus diformulasikan<br />
untuk menghilangkan perbedaan tersebut. Seringkali sebuah teori berlaku dengan sangat baik hanya<br />
dalam kondisi-kondisi tertentu; sebuah teori yang lebih umum akan berlaku tanpa batasan-batasan<br />
seperti itu. Sebagai contoh, hukum-hukum gerak yang ditemukan oleh Isaac Newton (1642-1727)<br />
dalam abad ke-17 dapat secara akurat menggambarkan gerak benda-benda yang bergerak denga<br />
kelajuan normal (biasa) tetapi tidak berlaku pada benda-benda yang bergerak dengan kelajuan yang<br />
mendekati kelajuan cahaya. Sebaliknya, teori relativitas khusus yang dikembangkan oleh Albert<br />
Einstein (1879-1955) pada awal tahun 1900-an memberikan hasil yang sama seperti hukum-hukum<br />
Newton pada kelajuan rendah dan juga menggambarkan dengan benar gerak benda-benda dengan<br />
kelajuan mendekati kelajuan cahaya. Oleh karena itu, teori Einstein merupakana teori yang lebih<br />
umum tentang gerak.<br />
Fisika klasik, yaitu fisika yang dikembangkan sebelum tahun 1900, meliputi teori-teori, konsepkonsep,<br />
hukum-hukum dan eksperimen-eksperimen dalam mekanika klasik, termodinamika, dan<br />
elektromagnetisme. Kontribusi penting kepada fisika klasik diberikan oleh Newton; Newton<br />
mengembangkan mekanika klasik sebagai sebuah teori yang sistematik, Newton merupakan orang<br />
yang memulai mengembangkan kalkulus sengan sebuah alat matematik. Perkembangan utama<br />
dalam mekanika dilanjutkan dalam bad ke-18, tetapi bidang termodinamika dan bidang elektisitas<br />
dan magnetisma tidak berkembang hingga akhir abad ke-19, prisipnya karena pada masa itu<br />
peralatan untuk mengonttrol eksperimen sangatlah kasar atau bahkan tidak tersedia.<br />
Era baru dalam fisika, biasanya dirujuk sebagai fisika modern, dimulai sejak akhir abad ke-19. Fisika<br />
modern berkembang terutama karena penemuan fenomena fisis yang tidak dapat dijelaskan oleh<br />
fisika klasik. Dua perkembangan penting dalam fisika modern adalah teori relativitas dan mekanika<br />
kuantum. Teori relativitas Einstein memberikan revolusi pada konsep-konsep tradisional tentang<br />
ruang, waktu, dan energi; sedangkan mekanika kuantum, yang berlaku baik pada dunia mikroskopik<br />
maupun makroskopik, pada awalnya diformulasikan oleh sejumlah kecil ilmuwan untuk memberikan<br />
deskripsi fenomena fisika pada level atomik.<br />
Para ilmuwan terus-menerus bekerja untuk mengembangkan pemahaman kita tentang fenomena<br />
dan hukum-hukum fundamental, dan penemuan-penemuan baru diperoleh tiap hari. Dalam banyak<br />
bidang riset, banyak terjadi tumpang tindih antara fisika, kimia, geology, dan biologi, bahkan teknik.<br />
Diantara perkembangan yang sangat menonjol adalah (1) banyaknya misi ruang angkasa dan<br />
pendaratan astronot di bulan, (2) rangkaian mikro dan komputer berkecepatan tinggi, dan (3) teknikteknik<br />
pencitraan yang canggih yang digunakan dalam riset ilmiah dan kedokteran. Perkembangan<br />
dan penemuan seperti ini telah banyak mempengaruhi kehidupan sosial kita, dan penemuan dan<br />
perkembangan di masa depan tampaknya akan sangat menarik dan menantang dan semakin<br />
bermanfaat bagi kemanusiaan.<br />
</span></div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-63566419335829371712011-01-11T20:46:00.000-08:002011-01-11T20:46:38.064-08:00Teknologi Kabel Serat Optik Pada Dunia Telekomunikasi<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img alt="" class="alignleft" height="88" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQkwU30T-hA6hsBo5IdmEAGyWF5bsUqrSAR8GZYnzFEer8IGW7z" title="Mengenal Teknologi kabel Serat Optik" width="101" /> </div><div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">Serat optik merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer.</div><br />
<div style="text-align: justify;"> <a href="http://www.adipedia.com/category/teknologi/" rel="category tag" title="View all posts in Teknologi"></a> </div><div> </div><div style="text-align: justify;">Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.<span id="more-7607"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" height="131" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/02/Optical_fiber_cable.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="320" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add caption</td></tr>
</tbody></table><div class="wp-caption alignnone" style="width: 695px;"><div class="wp-caption-text">Kabel serat optik</div></div><h2>Sejarah</h2><div class="wp-caption alignright" style="width: 210px;"><img alt="" height="302" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/49/Fibreoptic.jpg/200px-Fibreoptic.jpg" width="200" /><div class="wp-caption-text">Serat Optik</div></div>Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.<br />
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.<br />
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.<br />
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.<br />
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.<br />
<h2>Kronologi Perkembangan Serat Optik</h2><ul><li>1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi</li>
<li>1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia USA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada gelombang radio.</li>
<li>1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.</li>
<li>1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.</li>
<li>1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium.</li>
<li>1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.</li>
<li>1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien.</li>
<li>1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan pencetak laser.</li>
<li>1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.</li>
<li>1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.</li>
<li>1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.</li>
<li>1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi secara masal.</li>
<li>1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.</li>
<li>1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 switching station.</li>
<li>1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada di kota kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal jaringan serat optik yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.</li>
<li>1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiers yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.</li>
<li>1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.</li>
<li>1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic amplifier).</li>
<li>1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat optik. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon.</li>
<li>1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.</li>
</ul><h2>Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)</h2>Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :<br />
<h4>Generasi pertama (mulai 1975)</h4>Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.<br />
<h4>Generasi kedua (mulai 1981)</h4>Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.<br />
<h4>Generasi ketiga (mulai 1982)</h4>Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.<br />
<h4>Generasi keempat (mulai 1984)</h4>Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.<br />
<h4>Generasi kelima (mulai 1989)</h4>Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.<br />
<h4>Generasi keenam</h4>Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.<br />
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.<br />
<h2>Kabel Serat Optik</h2><div class="wp-caption alignleft" style="width: 230px;"><img alt="" height="178" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7d/Singlemode_fibre_structure.png/220px-Singlemode_fibre_structure.png" width="220" /><div class="wp-caption-text">Bagian-bagian serat optik jenis single mode</div></div>Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core [4]. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.<br />
Bagian-bagian serat optik jenis single mode<br />
Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi.<br />
Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :<br />
<strong>1. Berdasarkan mode yang dirambatkan:</strong><br />
* Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong (cladding). Bahagian inti serat optik single-mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya. Untuk mendapatkan performa yang baik pada kabel ini, biasanya untuk ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari ukuran inti (sekitar 125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi memiliki pelemahan (kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkin kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan G.657.<br />
* Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.<br />
<strong>2. Berdasarkan indeks bias core:</strong><br />
* Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.<br />
* Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.<br />
Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat penting diketahui terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya penurunan rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (dB) tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada pelemahan cahaya pada serat optik[7]:<br />
1. Penyerapan (Absorption)<br />
Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam serat optik.<br />
2. Penyebaran (Scattering)<br />
3. Kehilangan radiasi (radiative losses)<br />
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.<br />
<span style="text-decoration: underline;"><strong>Kode warna pada kabel serat optik</strong></span><br />
<strong>Selubung luar</strong><br />
Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (<em>jacket</em>) kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> jenis <em>Patch Cord</em> adalah sebagai berikut:<br />
<table><tbody>
<tr><th>Warna selubung luar/jacket</th> <th>Artinya</th> </tr>
<tr> <td>Kuning</td> <td><strong>serat</strong> <strong>optik</strong> single-mode</td> </tr>
<tr> <td>Oren</td> <td><strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi-mode</td> </tr>
<tr> <td>Aqua</td> <td>Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi-mode</td> </tr>
<tr> <td>Abu-Abu</td> <td>Kode warna <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi-mode, yang tidak digunakan lagi</td> </tr>
<tr> <td>Biru</td> <td>Kadang masih digunakan dalam model perancangan</td></tr>
</tbody></table><span style="text-decoration: underline;"><strong>Konektor</strong></span><br />
Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor, biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:<br />
1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.<br />
2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.<br />
3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.<br />
4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.<br />
5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.<br />
6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.<br />
7. E200<br />
Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:<br />
1. LC<br />
2. SMU<br />
3. SC-DC<br />
Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:<br />
<table><tbody>
<tr> <th colspan="2">Warna Konektor</th> <th>Arti</th> <th>Keterangan</th> </tr>
<tr> <td colspan="2">Biru</td> <td>Physical Contact (PC), 0°</td> <td>yang paling umum digunkan untuk <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> single-mode.</td> </tr>
<tr> <td colspan="2">Hijau</td> <td>Angle Polished (APC), 8°</td> <td>sudah tidak digunakan lagi untuk <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi-mode</td> </tr>
<tr> <td colspan="2">Hitam</td> <td>Physical Contact (PC), 0°</td> <td><br />
</td> </tr>
<tr> <td>Abu-abu,</td> <td>Krem</td> <td>Physical Contact (PC), 0°</td> <td><strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi-mode</td> </tr>
<tr> <td colspan="2">Putih</td> <td>Physical Contact (PC), 0°</td> <td><br />
</td> </tr>
<tr> <td colspan="2">Merah</td> <td><br />
</td> <td>Penggunaan khusus</td> </tr>
</tbody> </table><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-5691957361169030562011-01-11T20:41:00.000-08:002011-01-11T20:41:41.501-08:0010 MISTERI ALAM SEMESTA<div style="text-align: justify;"> </div><br />
<div style="text-align: justify;"><img alt="" class="alignleft" height="81" src="http://ts4.mm.bing.net/images/thumbnail.aspx?q=325922920335&id=e0626737984e6b31e28371c6b347d82e&url=http%3a%2f%2fwww.refinelubis.com%2fwp-content%2fuploads%2f2010%2f10%2funiverse_image.jpg" title="10 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan" width="100" />Sangat banyak misteri alam semsta yang belum terpecahkan. Ada beberapa info yang didapat hanya setengah-setengah atau bahkan diantaranya adalah hanya hoax yang belum tentu kebenarannya. Ada beberapa hasil penelitian yang pernah diungkapkan ke publik tapi masih mengundang sejuta pertanyaan. berikut ini adalah 10 misteri alam semsta yang sampai saat ini belum terpecahkan.<span id="more-7348"></span></div><div> </div><h2 style="text-align: justify;">Simulacrum in Eagle Nebula</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Salah satu foto yang paling aneh yang pernah diambil dari luar angkasa yaitu Eagle Nebula. Foto itu sendiri seharusnya untuk menunjukkan kelahiran bintang dari awan gas. Namun, ketika foto itu ditampilkan di CNN, ratusan panggilan datang dari orang-orang melaporkan mereka bisa melihat wajah di awan. Bila warna foto itu disesuaikan, bentuk wajah manusia yang cukup besar tampaknya muncul dalam awan. Ilmuwan belum mampu menjelaskan fenomena ini</div><h2 style="text-align: justify;">Dari mana galaksi berasal ?</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://athena.bluefameupload.com/img/998dc919c2a7cb034b0579f077d82a6d/2.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ilmu pengetahuan baru-baru ini hanya mampu menjelaskan di mana bintang-bintang dan planet berasal. Sekarang, para ilmuwan telah mengalihkan perhatian mereka ke misteri yang jauh lebih besar, dari mana galaksi datang? Apa yang diketahui adalah bahwa galaksi tidak tersebar secara acak di seluruh ruang, dan mereka ditemukan secara cluster (berkelompok), yang dikenal sebagai “super cluster”. Para ilmuwan memiliki 2 teori yang menjelaskan tentang formasi galaksi. Pertama, gas yang tersisa dari ledakan besar berkumpul bersama untuk membentuk galaksi, di mana dimulai dan planet lahir. Kedua adalah bahwa gas dari ledakan besar yang diciptakan bintang-bintang dan planet-planet di seluruh alam semesta, dan mereka bermigrasi melalui gravitasi ke galaksi. Dan teori itu masih belum bisa diterima.</div><h2 style="text-align: justify;">Bumi yang lain</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://athena.bluefameupload.com/img/743df340e7802a854c9a0e61e20c55b7/3.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Bintang, matahari, hanyalah salah satu dari triliun di alam semesta. Apakah tidak mungkin bahwa hanya salah satu planet yang mungkin memiliki hidup di dalamnya? Ini adalah kenyataan bahwa, sejak tahun 2000, ratusan ekstra solar planet telah ditemukan mengorbit bintang-bintang jauh. Beberapa di antaranya telah ditemukan dalam bentuk seperti, misalnya planet Gliese 581d, sebuah planet diyakini memiliki cairan air di permukaannya. Mungkinkah berisi kehidupan didalmnya? Mudah-mudahan dengan kemajuan teknologi dalam dekade berikutnya, kita akan segera tahu jawabannya. Sampai kemudian, hal itu tetap menjadi salah satu misteri terbesar luar angkasa</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;">Alam semesta tak terbatas ?</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" height="512" src="http://athena.bluefameupload.com/img/aa19cd4dbd4bec8e86562610d76e21dc/4.jpg" width="683" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ini adalah salah satu argumen yang lebih kontroversial di luar sana. Teori adalah bahwa terdapat jumlah tak terbatas di alam semesta, masing-masing yang diatur oleh serangkaian hukum dan fisika. Banyak ilmuwan menolak argumen ini sebagai tidak lebih dari spekulasi, karena tidak ada bukti atau hukum matematika yang memungkinkan untuk keberadaan alam semesta yang lain. Namun demikian, penganut teori ini berpendapat bahwa ada seorang pun yang menyangkal itu hal yang aneh. Ini adalah salah satu misteri yang hanya dapat diatasi jika kita dapat melakukan perjalanan di sana, bagaimanapun, dengan perluasan alam semesta, maka manusia tidak akan pernah menemukan jawabannya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;">Dark Matter</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://athena.bluefameupload.com/img/86e58a631ac960346368039a1bc4c0c5/5.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Teori Albert Enstnteint E = MC ^ 2 adalah mungkin teori yang paling terkenal abad ini. Namun, bila diterapkan di luar angkasa, sebuah kejanggalan terjadi. Ketika kita menggunakannya untuk menentukan seberapa banyak materi alam semesta seharusnya, kita menyadari bahwa kita hanya menemukan empat persen dari materi di alam semesta! Mana sisanya? Banyak yang percaya itu adalah dalam bentuk Dark Mater. Ilmuwan belum menunjukkan bukti meyakinkan bahwa Dark Mater pada kenyataannya tidak ada. Kenyataan bahwa kalian tidak dapat melihatnya, menyentuhnya, dan cahaya dan gelombang radio yang benar meskipun tidak terpengaruh membuat sangat sulit untuk dideteksi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;">Hubungan bumi dan mars</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://athena.bluefameupload.com/img/8f9157ecb924ea093a9e627b8c3110ef/6.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ketika berbicara tentang kehidupan di planet lain, beberapa orang mengatakan kita perlu pergi tidak lebih jauh dari tata surya kita sendiri. Mars selalu diperkirakan memiliki kehidupan oleh banyak teori konspirasi, mengatakan bahwa NASA sedang menutupi kejadian itu. Banyak foto juga dipertanyakan peradaban di Mars, seperti wajah di Mars, Piramida di Mars, dan foto dari apa yang tampak seperti sosok seekor kera duduk di atas sebuah batu di Mars. Sementara para ilmuwan telah keluar angkasa untuk membuktikan prasangka foto-foto ini, mereka juga mempercayai jika pernah ada samudra yang menutupi permukaan mars, sebelum Mars medan magnet menghilang. Apakah mungkin bahwa kehidupan memang pernah ada? Saat ini beberapa misi ke Mars diharapkan dapat menjawab pertanyaan ini.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;">Astronot NASA pernah melihat UFO ?</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://athena.bluefameupload.com/img/5bd2004a829f84a51c457a1ff9e04ab8/7.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Astronot NASA adalah beberapa orang yang paling sangat terlatih dan orang-orang khusus di dunia. Sering kali, mereka adalah ilmuwan ahli yang dapat menjelaskan hampir semua hal. Jadi ketika mereka melihat sesuatu – mereka dapat menjelaskannya, kalian pasti akan mengangkat alis. Salah satu insiden yang paling terkenal terjadi pada siaran langsung di NBC pada tahun 1963. Mayor Gordon Cooper berada di akhir perjalanan solo 22 orbit mengelilingi bumi ketika ia berkata keluar dari salah satu jendela ia bisa melihat obejk hijau bercahya dengan sangat cepat mendekat. Objek kemudian membuat belokan tajam dan melesat pergi. Ia yakin ia tidak melihat itu dan radar pun tidak menankapnya. Sekembalinya ke bumi, pewawancara ingin bertanya kepadanya tentang objek, namun para pejabat NASA tidak akan mengizinkannya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;">Lubang Putih</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" src="http://athena.bluefameupload.com/img/6c874099db0cf01fe457388641cfec74/8.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Albert Einstein salah satu prestasi terbesar adalah membuktikan, dengan matematika, keberadaan Black Hole. Dari kemajuan teknologi, kita sekarang telah dapat menemukan beberapa Black Hole, dan percaya satu berada di tengah-tengah galaksi kita sendiri . Sangat menakjubkan, bagaimanapun, Einstein juga membuktikan melalui persamaan; bahwa White Hole juga ada. Berlawanan dari Black Hole, White Hole diyakini spit out</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">atau membuang keluar. Jika ada salah satu “White Hole” yang ditemukan, hal itu mungkin membantu kita menjelaskan misteri lain yang tidak diketahui, seperti di mana materi yang membuat galaksi berasal.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span id="__end"> </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span id="__end">Jejak peradaban di bulan</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="" border="0" height="374" src="http://athena.bluefameupload.com/img/8eb12e3e1a39f43531d57922af818d2d/9.jpg" width="499" /></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam daftar ini kita telah membahas kemungkinan adanya kehidupan di planet yang jauh dan di yang dekat. Contohnya, planet paling dekat yang memiliki kehidupan yaitu Bulan? Teori konspirasi ini menyatakan bahwa memang ada bangunan kuno dan reruntuhan di bulan, namun pemerintah telah menyensor mereka dari masyarakat lain. Baru-baru ini, ilmuwan mengumumkan mereka yakin bahwa mereka telah menemukan air, mungkin dalam es atau bentuk cair, di bawah permukaan bulan. Untuk teori konspirasi, ini semua bukti yang mereka butuhkan, sementara kritikus menganggapnya sebagai “spekulasi konyol”.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;">Dark Energy</h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dark Energy adalah misteri terbesar di alam semesta ini, karena diyakini Dark EnergyDark Energi, yang memiliki efek berlawanan dengan gravitasi, mendorong hal-hal yang di sekitarnya terpisah. Perhitungan matematis telah menunjukkan bahwa, jika ada, itu membuat hingga 74% dari alam semesta kita, melebihi gravitasi, dan inilah mengapa alam semesta ini membentang keluar. Namun, kita masih tidak memiliki bukti konklusif, sehingga tetap menjadi misteri bagi kita. berda di sekitar kita, dan menjelaskan sementara tampaknya ada kenjanggalan dengan hukum gravitasi. Oleh hukum gravitasi, benda besar, seperti galaksi cluster, harus menarik satu sama lain, dan ada tarikan gravitasi harus menarik benda-benda lain. Namun, tidak demikian halnya, dan faktanya adalah cluster galaksi bergerak lebih jauh dan terpisah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa alam semesta berkembang pada tingkat yang luar biasa. Untuk menjawab pertanyaan mengapa hal ini, para ilmuwan mengembangkan teori</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya sangat banyak misteri di alam semsta yang belum diketahui, seperti bagaimana alam semsta ini tercipta, umur alam semesta, berapa luas alam semesta, jumlah bintang dan planet di alam semesta dan sebagainya. Tulisan di atas adalah sebagian kecil dari misteri tersebut. Hal itu disebabkan selain ukuran alam semsta yang suangat luas, teknologi manusia yang terbatas, dan sangat kompleksnya alam semsta itu. Seiring dengan perjalanan waktu, kita akan memahaminya sedikit demi sedikit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-79447025670636261732011-01-11T20:37:00.000-08:002011-01-11T20:37:21.241-08:00Kecepatan Cahaya (Light Speed)<div style="text-align: justify;">Sejauh ini ilmuwan belum menemukan sesuatu yang kecepatannya bisa melebihi kecepatan cahaya. Tapi apa itu kecepatan cahaya ?. Kecepatan cahaya merupakan sebuah konstanta yang disimbolkan dengan huruf <em>c</em>, singkatan dari <em>celeritas</em> (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti “kecepatan”. Kecepatan cahaya dalam sebuah ruang hampa udara didefinisikan saat ini pada 299.792.458 meter per detik (m/<sub>s</sub>)<sup> </sup>atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/<sub>h</sub>) atau 186.282.4 mil per detik (mil/<sub>s</sub>) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/<sub>h</sub>), yang ditetapkan pada tahun 1975 dengan toleransi kesalahan sebesar 4×10<sup>−9</sup>.<span id="more-7525"></span><sup> </sup></div><div> </div><div style="text-align: justify;">Pada tahun 1983, satuan meter didefinisikan kembali dalam Sistem Satuan Internasional (SI) kemudian ditetapkan pada <em>17th Conférence Générale des Poids et Mesures</em> sebagai <em>… the length of the path travelled by light in vacuum during a time interval of <sup>1</sup><big>⁄</big><sub>299.792.458</sub> of a second</em>, sehingga nilai konstanta <em>c</em> dalam meter per detik sekarang tetap tepat dalam definisi meter, sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa pada <sup>1</sup><big>⁄</big><sub>299.792.458</sub> detik.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZ4MHc5ayWIA455jXcLg-MahP85dAcJdBWjbaIrFMVgXFhjLSRQV_mVzZlQyZ0hp4EfALWgmNqdYZKuhA5H1BMODgYYdAKNCGuYcQ9rz8B58lUmthvXPBl1CwGRPJRvFEgKu70HNZo4b2/s1600/300px-Sun_to_Earth.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhZ4MHc5ayWIA455jXcLg-MahP85dAcJdBWjbaIrFMVgXFhjLSRQV_mVzZlQyZ0hp4EfALWgmNqdYZKuhA5H1BMODgYYdAKNCGuYcQ9rz8B58lUmthvXPBl1CwGRPJRvFEgKu70HNZo4b2/s1600/300px-Sun_to_Earth.JPG" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">Cahaya Matahari diperkirakan memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai Bumi. </div><div> </div><div style="text-align: justify;"><span style="text-decoration: underline;"><strong>Sejarah dan Kronologis</strong></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Beragam ilmuwan sepanjang sejarah telah mencoba untuk mengukur kecepatan cahaya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan observasi sinar flash yang dipantulkan oleh cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer).</li>
<li>Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha untuk mengukur kecepatan cahaya dari waktu tunda antara sebuah cahaya lentera dengan persepsi dari jarak cukup jauh.</li>
<li>Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti oleh Accademia del Cimento of Florence, dengan rentang 1 mil, tetapi tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan perhitungan modern, waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan Galileo Galilei mengatakan bahwa observasi itu tidak menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang sangat tinggi.</li>
<li>Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk mengukur kecepatan cahaya dilakukan oleh Ole Christensen Rømer, seorang ahli fisika Denmark dan anggota grup astronomi dari French Royal Academy of Sciences. Dengan menggunakan teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati gerakan planet Jupiter dan salah satu bulan satelitnya, bernama Io. Dengan menghitung pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh cahaya pada diameter orbit bumi sekitar 22 menit. Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit bumi, kalkulasi kecepatan cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×10<sup>6</sup> meter/detik. Dengan data Rømer ini, Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada sekitar 220×10<sup>6</sup> meter/detik. Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan oleh Giovanni Domenico Cassini pada tahun 1675, periode Io, bulan satelit planet Jupiter dengan orbit terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada pada saat menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan. Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini, Rømer memperkirakan bahwa pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih lambat daripada kalkulasi berdasarkan rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus 1676. Setelah perkiraan Rømer terbukti,<sup> </sup>dia diundang oleh French Academy of Sciences<sup id="cite_ref-16">[17]</sup> untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk hal tersebut.<sup id="cite_ref-17">[18]</sup> Diagram di samping adalah replika diagram yang digunakan Rømer dalam penjelasan tersebut.</li>
<li>Pada tahun 1704, Isaac Newton juga menyatakan bahwa cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks, Newton menyatakan besaran kecepatan cahaya senilai 16,6 x diamater Bumi per detik (210.000 kilometer/detik).</li>
<li>Pada tahun 1725, James Bradley mengatakan, cahaya bintang yang tiba di Bumi akan nampak seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat dikalkulasi dengan membandingkan kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan cahaya. Kalkulasi kecepatan cahaya oleh Bradley adalah sekitar 298.000 kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal sebagai stellar aberration.</li>
<li>Pada tahun 1849, pengukuran kecepatan cahaya, yang lebih akurat, dilakukan di Eropa oleh Hippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket yang berputar untuk meneruskan cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa kilometer. Pada kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah kisi, menempuh jarak menuju cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin, jumlah kisi, kecepatan putar roda, Fizeau mendapatkan kalkulasi kecepatan cahaya pada 313×10<sup>6</sup> meter/detik.</li>
<li>Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan cermin rotasi dan mendapatkan angka 298×10<sup>6</sup> meter/detik.</li>
<li>Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari tahun 1877 hingga tahun 1926 untuk menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun kemudian pada tahun 1931.</li>
<li>Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity resonance wavemeter untuk penggunaan pada radar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan teori elektromagnetik untuk menghitung kecepatan cahaya. Angka yang didapat adalah 299.792±3 kilometer/detik.</li>
<li>Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran tersebut dan mendapatkan angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi acuan bagi 12th General Assembly of the Radio-Scientific Union pada tahun 1957.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Angka yang paling akurat ditemukan di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat Bose-Einstein dengan elemen Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard Hau dari Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua dipimpin oleh Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Notasi kecepatan cahaya (c) mempunyai makna “konstan” atau tetap yang digunakan sebagai notasi kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan notasi c untuk kecepatan cahaya dalam medium material sedangkan c<sub>0</sub> untuk kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara.<sup id="cite_ref-handbook_21-0">[22]</sup> Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam literatur SI sebagai bentuk standar notasi pada suatu konstanta, ada juga berbentuk seperti: konstanta magnetik µ<sub>0</sub>, konstanta elektrik e<sub>0</sub>, impedansi ruang kamar Z<sub>0</sub>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Menurut Albert Einstein dalam teori relativitas, c adalah konstanta penting yang menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan struktur dimensi ruang waktu. Di dalamnya, c mendefinisikan konversi antara materi dan energi<sup id="cite_ref-LeClerq_23-0">[24]</sup> E=mc<sup>2</sup>, dan batas tercepat waktu tempuh materi dan energi tersebut. c juga merupakan kecepatan tempuh semua radiasi elektromagnetik dalam ruang kamar<sup id="cite_ref-Duke_27-0">[28]</sup> dan diduga juga merupakan kecepatan gelombang gravitasi.<sup id="cite_ref-Schwinger_28-0">[29]</sup><sup id="cite_ref-Ni_29-0">[30]</sup> Dalam teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1, sehingga notasi c tidak lagi digunakan.</div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-28835769062701120622011-01-11T20:32:00.000-08:002011-01-11T20:32:38.352-08:00Gelombang Elektromagnetik (Electromagnetic wave History)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6YqlUsFvEtr6RRFakARGiS33HsLxm41Msfrmdy0xuZYrpIcmHMX6Um6L5qG1wUeI35KaSEaikQGGa86QTYEWc_DYiIBJbTUzR27-fpHRqA_Az5eNRe1vf3SwL79hTwUYZMY-srOIuyIRI/s1600/max.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6YqlUsFvEtr6RRFakARGiS33HsLxm41Msfrmdy0xuZYrpIcmHMX6Um6L5qG1wUeI35KaSEaikQGGa86QTYEWc_DYiIBJbTUzR27-fpHRqA_Az5eNRe1vf3SwL79hTwUYZMY-srOIuyIRI/s1600/max.jpeg" /></a></div>A. Spektrum Gelombang Elektromagnetik<br />
1. Hakikat Gelombang Elektromagnetik<br />
Pada pertengahan abad ke sepuluh seorang ilmuwan Mesir di Iskandaria yang bernama Al Hasan (965-1038) mengemukakan pendapat bahwa mata dapat melihat benda-benda di sekeliling karena adanya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda-benda yang bersangkutan masuk ke dalam mata. Teori ini akhirnya dapat diterima oleh orang banyak sampai sekarang ini.<br />
Beberapa teori-teori yang mendukung pendapat Al Hasan diantaranya adalah<br />
a. Teori Emisi atau Teori Partikel<br />
Sir Isaac Newton (1642-1727) merupakan ilmuwan berkebangsaan Inggris yang mengemukakan pendapat bahwa dari sumber cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan ke segala arah dengan kecepatan yang sangat besar. Bila partikel-partikel ini mengenai mata, maka manusia akan mendapat kesan melihat benda tersebut.<span id="more-449"></span><br />
Alasan dikemukakanya teori ini adalah sebagai berikut:<br />
<ul class="unIndentedList"><li> Karena partikel cahaya sangat ringan dan berkecepatan tinggi maka cahaya dapat merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi.</li>
<li> Ketika cahaya mengenai permukaan yang halus maka cahaya akan akan dipantulkan dengan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul sehingga sesuai dengan hukum pemantulan Snellius. Peristiwa pemantulan ini dijelaskan oleh Newton dengan menggunakan bantuan sebuah bola yang dipantulkan di atas bidang pantul.</li>
<li> Alasan berikutnya adalah pada peristiwa pembiasan cahaya yang disamakan dengan peristiwa menggelindingnya sebuah bola pada papan yang berbeda ketinggian yang dihubungkan dengan sebuah bidang miring. Dari permukaan yang lebih tinggi bola digelindingkan dan akan terus menggelinding melalui bidang miring sampai akhirnya bola akan menggelinding di permukaan yang lebih rendah. Jika diamati perjalanan bola, maka sebelum melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk sudut α terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Setelah melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk sudut β terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Jika permukaan atas dianggap sebagai udara dan permukaan bawah dianggap sebagai air serta bidang miring merupakan batas antara udara dan air, gerak bola dianggap sebagai jalannya pembiasan cahaya dari udara ke air, maka Newton menganggap bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih besar dari pada kecepatan cahaya dalam udara.</li>
</ul>Pendapat ini masih bertahan hingga akhirnya seorang ahli fisika Prancis, Jean Focault (1819 - 1868) melakukan percobaan tentang pengukuran kecepatan cahaya dalam berbagai medium. Dalam percobaannya Jeans Focault mendapatkan kesimpulan bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih kecil dari pada kecepatan cahaya dalam udara.<br />
b. Teori Gelombang <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu4vlxkv7-a60dnP75NffMJX4X9-GcPEMXzJFW758IJD5qnidAxCnv4LfcQ-B0Q9Gq48a6vRxTiosavLB2tKnVjC-dEu2MeBL4MR1a0wK2vguD1JbQwgM0q_DCGBA7v7cu6MxDfNOQYj8i/s1600/huygens.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu4vlxkv7-a60dnP75NffMJX4X9-GcPEMXzJFW758IJD5qnidAxCnv4LfcQ-B0Q9Gq48a6vRxTiosavLB2tKnVjC-dEu2MeBL4MR1a0wK2vguD1JbQwgM0q_DCGBA7v7cu6MxDfNOQYj8i/s1600/huygens.jpeg" /></a></div> <u><b>Haygen</b></u><br />
Menurut Christian Huygens (1629-1695) seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi dan berupa gelombang. Perbedaan cahaya dan bunyi hanya terletak pada panjang gelombang dan frekuensinya.<br />
Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap titik pada sebuah muka gelombang dapat dianggap sebagai sebuah sumber gelombang yang baru dan arah muka gelombang ini selalu tegak lurus tehadap muka gelombang yang bersangkutan.<br />
Pada teori Huygens ini peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, ataupun difraksi cahaya dapat dijelaskan secara tepat, namun dalam teori Huygens ada kesulitan dalam penjelasan tentang sifat cahaya yang merambat lurus.<br />
c. Teori Elektromagnetik <br />
Percobaan James Clerk Maxwell (1831 - 1879) seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris (Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya yaitu 3×108 m/s, oleh karena itu Maxwell berkesimpulan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Kesimpulan Maxwell ini di dukung oleh : <br />
<ul class="unIndentedList"><li> Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Heinrich Rudolph Hertz (1857 - 1894) yang membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala polarisasi.</li>
<li> Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852 - 1943) yang menyatakan bahwa medan magnet yang sangat kuat dapat berpengaruh terhadap berkas cahaya.</li>
<li> Percobaan Stark (1874 - 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat mempengaruhi berkas cahaya.</li>
</ul>c. Teori Kuantum<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Logf7COnn0_lecG3MnU22E93wpAd_5aX74FfKDXeSwxB9Z4QG7rU85vhrrqe9mDL8C-6Z8GIc-VOWIz-acxXHFZVyJj4hvE6z5SGckLLBpnKPsVKzKy97DUUlyMobUy69Iea0oW1qbca/s1600/ludwig-planck.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Logf7COnn0_lecG3MnU22E93wpAd_5aX74FfKDXeSwxB9Z4QG7rU85vhrrqe9mDL8C-6Z8GIc-VOWIz-acxXHFZVyJj4hvE6z5SGckLLBpnKPsVKzKy97DUUlyMobUy69Iea0oW1qbca/s1600/ludwig-planck.jpeg" /></a></div> Teori kuantum pertama kali dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang bernama Max Karl Ernst Ludwig Planck (1858 - 1947). Dalam percobaannya Planck mengamati sifat-sifat termodinamika radiasi benda-benda hitam hingga ia berkesimpulan bahwa energi cahaya terkumpul dalam paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Dan pada tahun 1901 Planck mempublikasikan teori kuantum cahaya yang menyatakan bahwa cahaya terdiri dari peket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Akan tetapi dalam teori ini paket-paket energi atau partikel penyusun cahaya yang dimaksud berbeda dengan partikel yang dikemukakan oleh Newton . Karena foton tidak bermassa sedangkan partikel pada teori Newton memiliki massa<br />
Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan Albert Einstein pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala fotolistrik dengan menggunakan teori Planck. Fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari suatu logam yang disinari dengan panjang gelombang tertentu. Akibatnya percobaan Einstein justru bertentangan dengan pernyataan Huygens dengan teori gelombangnya.Pada efek fotolistrik, besarnya kecepatan elektron yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada besarnya intensitas cahaya yang digunakan untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan menurut teori gelombang seharusnya energi kinetik elektron bergantung pada intensitas cahaya.<br />
Kemudian dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat sebagai gelombang untuk menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di lain pihak cahaya dapat berupa materi tak bermassa yang berisikan paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton sehingga dapat menjelaskan peristiwa efek fotolistrik.<br />
2. Gelombang Elektromagnetik<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKT52vxahnr3yCvlBuWgHDVHRaT2X3im-ncMjs9Uy1Ux1lofPNd2kB3mQ_0noIhab6JvYv2_OAjZ0eUJVzol8r2wivEu8hzWhAbRDVX7UvWzIfGxhfI2hws6RSSosF83Jjnf2Uv-StEjNf/s1600/350px-Onde_electromagnetique.svg.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKT52vxahnr3yCvlBuWgHDVHRaT2X3im-ncMjs9Uy1Ux1lofPNd2kB3mQ_0noIhab6JvYv2_OAjZ0eUJVzol8r2wivEu8hzWhAbRDVX7UvWzIfGxhfI2hws6RSSosF83Jjnf2Uv-StEjNf/s320/350px-Onde_electromagnetique.svg.png" width="320" /></a></div><br />
<br />
Beberapa kaidah tentang kemagnetan dan kelistrikan yang mendukung perkembangan konsep gelombang elektromagnetik antara lain:<br />
1. Hukum Coulomb mengemukakan : “Muatan listrik statik dapat menghasilkan medan listrik.”.<br />
2. Hukum Biot & Savart mengemukakan : “Aliran muatan listrik (arus listrik) dapat menghasilkan medan magnet”.<br />
3. Hukum Faraday mengemukakan : “Perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik”.<br />
Berdasarkan Hukum Faraday, Maxwell mengemukakan hipotesa sebagai berikut: “Perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet”. Hipotesa ini sudah teruji dan disebut dengan Teori Maxwell. Inti teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik adalah:<br />
a. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet.<br />
b. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Cepat rambat gelombang elektromagnetik (c) tergantung dari permitivitas () dan permeabilitas (μ) zat.<br />
Menurut Maxwell, kecepatan rambat gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai berikut c =<br />
Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang tidak tetap besarannya atau berubah-ubah. Sehingga perubahan medan magnet tersebut akan menghasilkan lagi medan listrik yang berubah-ubah.<br />
Proses terjadinya medan listrik dan medan magnet berlangsung secara bersamasama dan menjalar kesegala arah. Arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus. Jadi gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.<br />
E = medan listrik (menjalar vertikal)<br />
B = medan magnet (menjalar horizontal.)<br />
Gejala seperti ini disebut terjadinya gelombang elektromagnetik (= gelombang yang mempunyai medan magnet dan medan listrik).<br />
Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ elektron bergerak bolak-balik, dengan kata lain dalam kawat PQ terjadi getaran listrik. Perubahan tegangan menimbulkan perubahan medan listrik dalam ruangan disekitar kawat, sedangkan perubahan arus listrik menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan medan listrik dan medan magnet itu merambat ke segala jurusan. Karena rambatan perubahan medan magnet dan medan listrik secara periodik maka rambatan perubahan medan listrik dan medan magnet lazim disebut gelombang elektromagnetik. (GEM)<br />
Percobaan-percobaan yang teliti membawa kesimpulan :<br />
1. Pola gelombang elektromagnetik sama dengan pola gelombang transversal dengan vektor perubahan medan listrik tegak lurus pada vektor perubahan medan magnet.<br />
2. Gelombang elektromagnetik menunjukkan gejala-gejala pemantulan, pembiasan, difraksi, polarisasi seperti halnya pada cahaya.<br />
3. Diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator.<br />
Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan daya imajinasi dan ketajaman akal pikiran berlandaskan keyakinan akan keteraturan dan kerapian aturan-aturan alam.<br />
Hasil-hasil percobaan yang mendahuluinya telah mengungkapkan tiga aturan gejala kelistrikan , antara lain sebagai berikut.<br />
Hukum Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medan listrik yang kuat.<br />
Hukum Biot-Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkan medan magnet disekitarnya.<br />
Hukum Faraday : Perubahan medan magnet (B) dapat menimbulkan medan listrik (E).<br />
Didorong oleh keyakinan atas keteraturan dan kerapian hukum-hukum alam, Maxwell berpendapat bahwa masih ada kekurangan satu aturan kelistrikan yang masih belum terungkap secara empirik. Jika perubahan medan magnet dapat menimbulkan perubahan medan listrik maka perubahan medan listrik pasti dapat menimbulkan perubahan medan magnet, demikianlah keyakinan Maxwell.<br />
Dengan pengetahuan matematika yang dimilikinya, secara cermat Maxwell membangun teori yang dikenal sebagai teori gelombang elektromagnetik. Baru setelah bertahun-tahun Maxwell tiada, teorinya dapat diuji kebenarannya melalui percobaan-percobaan. Menurut perhitungan secara teoritik, kecepatan gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas ruang hampa ( εo) dan permeabilitas ruang hampa (µo ).<br />
<a href="http://sidikpurnomo.net/wp-content/uploads/2009/06/new-picture.png"><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-451" height="126" src="http://sidikpurnomo.net/wp-content/uploads/2009/06/new-picture.png" title="new-picture" width="200" /></a><br />
Dengan memasukkan εo= 8,85 . 1012 C2/N.m2 dan μo = 4π.107 Wb/A.m<br />
diperoleh nilai c = 3.108 m/s, nilai yang sama dengan kecepatan cahaya.<br />
Oleh sebab itu Maxwell mempunyai cukup alasan untuk menganggap cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu konsep gelombang elektromagnetik ini merupakan penyokong teori Huygens tentang cahaya sebagai gerak gelombang.Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-10128710220102533872011-01-11T20:22:00.000-08:002011-01-11T20:22:55.047-08:00Waktu Menurut Einstein<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRMY0-h1s65CkZ40ujZ-gZ8Krl1qm4nI5y_yLxmX6sB14fXQaOR2PwsyFQ6-CzMjs8wufhUsLb8NN6tBlggRobEf1p2672-vMO10YLH68HzyCeisr3L-IluuOrV7KyVEdHNauX7CSqkwWF/s1600/einstein-google.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRMY0-h1s65CkZ40ujZ-gZ8Krl1qm4nI5y_yLxmX6sB14fXQaOR2PwsyFQ6-CzMjs8wufhUsLb8NN6tBlggRobEf1p2672-vMO10YLH68HzyCeisr3L-IluuOrV7KyVEdHNauX7CSqkwWF/s320/einstein-google.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pernah merasa waktu berjalan cepat atau terasa begitu lambat? Seperti saat waktu berlalu begitu cepat ketika Anda sedang bersama teman- teman atau saat waktu terasa begitu lambat ketika Anda terjebak dalam hujan. Tapi Anda tidak bisa mempercepat atau memperlambat waktu kan? </div><div style="text-align: justify;">Waktu selalu berjalan dalam kecepatan yang konstan. <strong>Einstein</strong> tidak berpikir demikian. Ide dia adalah semakin kita mendekati kecepatan cahaya, semakin lambat waktunya relatif dibandingkan kondisi orang yang tidak bergerak. Dia menyebutnya melambatnya waktu karena gerakan. Mungkin sebagian besar dari kita akan langsung menyangkal. Oke, bayangkan ini.<span id="more-6755"></span></div><div> </div><div style="text-align: justify;">Kamu berdiri di bumi, memegang jam. Teman baikmu ada di dalam roket dengan kecepatan 250.000 km/detik. Temanmu juga memegang sebuah jam. Kalau kamu bisa melihat jam yang dibawa temanmu, kamu akan melihat bahwa jam itu tampak berjalan lebih lambat daripada jam kamu. Sebaliknya temanmu akan merasa jam yang ia bawa berjalan biasa2 aja (tidak melambat), dia pikir malah jam kamu yang tampak berjalan lebih lambat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Masih bingung? Ingat, Einstein butuh 8 tahun untuk menemukan hal ini. Dan dia dianggap jenius. Dia memberikan contoh untuk menunjukan efek perlambatan waktu yang dia sebut “paradoks kembar”. Seperti permainan penjelajah waktu. Mari kita mencobanya dengan menganggap ada 2 orang kembar bernama Eyne dan Stine. Dua2nya kita anggap berumur 10 tahun. Eyne memutuskan dia sudah bosan di bumi dan perlu liburan. Dia mendengar bahwa ada hal yang menarik di sistem bintang Alpha3, yang berjarak 25 tahun cahaya. Stine yang harus mengikuti ujian matematika minggu depan, harus tinggal di rumah untuk belajar. Jadi Eyne berangkat sendiri. Ingin sampai secepatnya di sana, dia memutuskan untuk berjalan dengan kecepatan 99,99% kecepatan cahaya. Perjalanan ke sistem bintang itu bolak balik membutuhkan waktu 50 tahun. Apa yang terjadi ketika Eyne kembali? Stine sudah 60 tahun, tapi Eyen masih berumur 10 ½ tahun. Bagaimana mungkin? Eyne sudah pergi selama 50 tahun tapi hanya bertambah umur ½ tahun! Hey, apakah Eyne baru saja menemukan mata air awet muda!</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ide Einstein tentang waktu yang melambat tampak benar dan semua adalah teori, tapi bagaimana kamu tahu kalau dia benar? Salah satu cara adalah dengan naik roket dan memacu roket itu mendekati kecepatan cahaya. Tapi sampai saat ini, kita belum bisa melakukannya. Tapi ada satu cara untuk mengetestnya. Bagaimana kita tahu kalau Einstein tidak salah? Percobaan ini mungkin bisa memberikan penjelasan atas idenya. Jam atom adalah jam yang sangat akurat, bisa mengukur satuan waktu yang sangat kecil. Sepersejutaan detik bisa diukur. Di tahun 1971, ilmuwan menggunakan jam ini untuk mengetest ide Einstein. Satu jam atom diset di atas bumi, dan satu lagi dibawa keliling dunia menggunakan pesawat jet dengan kecepatan 966 km/jam. Pada awalnya kedua jam itu diset agar menunjukan waktu yang sama. Apa yang terjadi ketika jam dibawa mengelilingi dunia dan kemudian kembali ke titik di tempat jam satunya lagi berada? Sesuai perkiraan Einstein, kedua jam itu sudah tidak menunjukan waktu yang sama. Jam yang sudah dibawa keliling dunia, menunjukan keterlambatan waktu seperberapa juta detik!</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jika anda bertanya kenapa kok bedanya begitu kecil? Yah, 966 km/jam cukup cepat, tapi masih belum mendekati kecepatan cahaya. Untuk melihat perbedaan waktu yang signifikan, kamu harus melaju dengan sangat lebih cepat.</div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-26103733837203698922011-01-11T20:16:00.000-08:002011-01-11T20:16:04.777-08:00Teory Maxwell (Elecromagnetic Wave)<div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH0Vkdfatmj-8uuLEMTL8gZxsEMnNHHYNKqba08wLHpZn7V8Mayyx7aVw2Ex8xlPyLT2Nl7Knp9JiPzuKdi0ts0mveN4OI_AwlskoD5m1nez_r9wXkApy4_RsB-HyMjeRblNY1xe1BpZaD/s1600/350px-Onde_electromagnetique.svg.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="78" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH0Vkdfatmj-8uuLEMTL8gZxsEMnNHHYNKqba08wLHpZn7V8Mayyx7aVw2Ex8xlPyLT2Nl7Knp9JiPzuKdi0ts0mveN4OI_AwlskoD5m1nez_r9wXkApy4_RsB-HyMjeRblNY1xe1BpZaD/s320/350px-Onde_electromagnetique.svg.png" width="320" /></a><span style="font-size: small;">Berdasarkan kebutuhannya terhadap medium perantara, gelombang dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik dalam perambatannya membutuhkan medium perantara, seperti gelombang permukaan air dan gelombang pada tali. Adapun gelombang elektromagnetik tidak membutuhkan medium perantara untuk merambat. Cahaya matahari yang setiap hari anda nikmati merupakan contoh gelombang elektromagnetik.</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">Jika ditinjau dari satu arah, perambatan gelombang elektromagnetik dapat digambarkan seperti gambar di atas.</span></div><div align="justify"><div align="justify"><span style="font-size: small;">Pada ilustrasi di atas, terdapat dua macam gelombang yang diwujudkan dengan warna yang berbeda. Gelombang warna merah adalah gelombang medan listrik (E), sedangkan gelombang warna biru adalah gelombang medan magnet (B).</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">Berdasarkan ilustrasi di atas, didapatkan beberapa hal sebagai berikut:</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">1) Gelombang elektromagnetik merupakan perpaduan getaran medan listrik danmedan magnet yang merambat, di mana arah getar kedua medan saling tegak lurus </span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">2) Arah getar gelombang elektromagnetik tegak lurus terhadap arah rambatnya, sehingga gelombang elektromagnetik termasuk gelombang transversal.</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">James Clerk Maxwell, seorang fisikawan inggris berhasil menentukan cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa (c) dengan persamaan</span></div><div align="justify"><img height="140" src="http://www.mediabali.net/fisika_hypermedia/nilai_c.png" width="382" /> </div><div align="justify"><span class="iDeviceTitle">Pembuktian Hipotesis Maxwell Tentang Gelombang Elektromagnetik</span> </div><div class="block" id="ta50_8" style="display: block;"><div align="justify"><span style="font-size: small;">Untuk membuktikan hipotesis dan perhitungan Maxwell, Heinrich Rudolph Hertz (1857-1894), seorang fisikawan jerman malakukan percobaan dengan menggunakan peralatan khusus. Dalam percobaannnya, Hertz juga berhasil mengukur cepat rambat gelombang elektromagnetik sesuai dengan nilai yang diramalkan Maxwell. Dengan demikian, hasil percobaan Hertz mendukung sepenuhnya hipotesis Maxwell tentang gelombang elektromagnetik.</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">Gelombang elektromagnetik memiliki beberapa sifat. </span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">1. dapat merambat melalui ruang hampa</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">2. merupakan gelombang transversal</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">3. dapat mengalami polarisasi</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">4.dapat mengalami refleksi (pemantulan)</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">5. dapat mengalami refraksi (pembiasan)</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">6. dapat mengalami interferensi</span></div><div align="justify"><span style="font-size: small;">7. dapat mengalami difraksi<br />
<a name='more'></a> </span></div></div><div id="view50" style="display: none;"><input class="feedbackbutton" name="btnshow50" type="button" value="Klik Di Sini" /> </div><div id="hide50" style="display: block;"><br />
</div><div align="justify"> </div><span style="font-size: small;"></span></div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813192521752865595.post-55027008580975989862011-01-11T20:02:00.001-08:002011-01-11T20:02:46.283-08:00Cahaya<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-size: 21pt;">Cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i><span lang="IN">Prisma dan cahaya</span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458 meter per detik.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayangan yang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak dapat berbelok. Namun cahaya dapat dipantulkan .</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i><span lang="IN">Pembiasan cahaya</span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Hal ini karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Namun cahaya yang datang dengan sudut datang 90 derajat, (tegak lurus) melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari-hari adalah seperti pada kasus sedotan minuman yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam air, atau pada kasus dasar kolam kelihatan lebih cetek dari kedalaman sebenarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i><span lang="IN">Pantulan cahaya bergantung kepada jenis permukaan</span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Citra dapat dilihat di dalam cermin karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itu lebih baik dan teratur pada permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur pada permukaan yang tidak rata. Cermin dan permukaan air yang jernih serta tenang adalah pemantul cahaya yang baik. Ini membuat kita dapat melihat wajah dan badan kita di dalam cermin.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span>Alat-alat yang berfungsi berdasarkan prinsip pembiasan cahaya ialah:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">1.<span> </span>Kaca pembesar</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">2.<span> </span>Mikroskop</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">3.<span> </span>Teleskop</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">4.<span> </span>Lup</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">5.<span> </span>Teropong</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">Warna-warna dalam cahaya matahari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Cahaya putih matahari terdiri daripada tujuh warna iaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">1.<span> </span>Merah</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">2.<span> </span>Jingga</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">3.<span> </span>Kuning</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">4.<span> </span>Hijau</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">5.<span> </span>Biru</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">6.<span> </span>Nila (Indigo)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 19.95pt; text-align: justify; text-indent: -19.95pt;"><span lang="IN">7.<span> </span>Ungu</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Apabila ketujuh warna ini bercampur, cahaya putih akan dihasilkan. Warna-warna dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan cahaya. Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara alamiah. Pelangi terbentuk selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air itu hujan bertindak sebagai prisma yang menyerakkan cahaya matahari menjadi tujuh warna.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Penyerakan cahaya putih matahari</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Spektrum warna terbentuk karena cahaya yang berlainan warna terbias pada sudut yang berlainan. Cahaya ungu terbias dengan sudut paling besar. Cahaya merah terbias dengan sudut paling kecil. Warna-warna spektrum dapat digabungkan semula bagi menghasilkan cahaya putih dengan menggunakan dua prisma.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">Teori tentang cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Teori abad ke-10</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Ilmuwan Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040), dikenal juga sebagai Alhazen, mengembangkan teori yang menjelaskan penglihatan, menggunakan geometri dan anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat. Dia menggunakan kamera lubang jarum sebagai contoh, yang menampilkan sebuah citra terbalik. Alhazen menganggap bahwa sinar cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal di Eropa sampai pada akhir abad 16.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Teori Partikel</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Teori ini dapat digunakan untuk menerangkan pantulan cahaya, tetapi hanya dapat menerangkan pembiasan dengan menganggap cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang padat tumpat karena daya tarik gravitasi lebih kuat.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Teori Gelombang (atau Ray)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Ini disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya dapat dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Teori Elektromagnetik</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Pada 1845 Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini adalah bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan pada tahun 1847 bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat bertahan walaupun tidak ada medium.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut bahwa gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnet sehingga tidak memerlukan medium untuk merambat. Pada permukaannya dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui kerangka acuan yang tertentu, seperti aether, tetapi teori relativitas khusus menggantikan anggapan ini. Teori elektromagnet menunjukkan yang sinar kasat mata adalah sebagian daripada spektrum elektromagnet. Teknologi penghantaran radio diciptakan berdasarkan teori ini dan masih digunakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Kecepatan cahaya yang konstan berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum mekanis gerakan yang telah bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa segala macam laju adalah relatif terhadap laju sang pengamat. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Teori Kuantum</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Teori ini di mulai pada abad ke-19 oleh Max Planck, yang menyatakan pada tahun 1900 bahwa sinar cahaya adalah terdiri dari paket (kuantum) tenaga yang dikenal sebagai photon. Penghargaan Nobel menghadiahkan Planck anugerah fisika pada 1918 untuk kerja-kerjanya dalam penemuan teori kuantum, walaupun dia bukannya orang yang pertama memperkenalkan prinsip asas partikel cahaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Teori Dualitas Partikel-Gelombang</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Teori ini menggabungkan tiga teori yang sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah partikel dan gelombang. Ini adalah teori modern yang menjelaskan sifat-sifat cahaya, dan bahkan sifat-sifat partikel secara umum. Teori ini pertama kali dijelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek fotolistrik, dan hasil penelitian Planck. Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton sebanding dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen dapat di lakukan untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat apabila sebuah objek mempunyai massa yang besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Pada pada tahun 1924 eksperimen oleh Louis de Broglie menunjukan elektron juga mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang. Einstein mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1921 atas karyanya tentang dualitas partikel-gelombang pada foton, dan de Broglie mengikuti jejaknya pada tahun 1929 untuk partikel-partikel yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">Panjang Gelombang Tampak</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Rumus kecepatan-cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">v = λf,</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Dimana λ adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatan cahaya. Kalau cahaya bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">c = λf,</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">di mana c adalah laju cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN"><span> </span></span><img alt="v = \frac{c}{n}" height="37" src="file:///C:/DOCUME%7E1/ADMINI%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="50" /><span lang="IN"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">di mana n adalah konstan (indeks biasan) yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh cahaya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Perubahan dalam kelajuan cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Semua cahaya bergerak pada laju yang terhingga. Walaupun seseorang pemerhati bergerak dia akan senantiasa mendapati laju cahaya adalah c, laju cahaya dalam vakum, adalah c = 299,792,458 meter per detik (186,282.397 mil per detik); namun, apabila cahaya melalui objek yang dapat ditembusi cahaya seperti udara, air dan kaca, kelajuannya berkurang, dan cahaya tersebut mengalami pembiasan. Yaitu n=1 dalam vakum dan n>1 di dalam benda lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN">Sejarah pengukuran kelajuan cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Kelajuan cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran awal yang paling baik dilakukan oleh Olaus Roemer (ahli fisika Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakan kaedah mengukur kelajuan cahaya. Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakan planet Saturnus dan satu dari bulannya dengan menggunakan teleskop. Roomer mendapati bahwa bulan tersebut mengorbit Saturnus sekali setiap 42-1/2 jam. Masalahnya adalah apabila Bumi dan Saturnus berjauhan, putaran orbit bulan tersebut kelihatan bertambah. Ini menunjukkan cahaya memerlukan waktu lebih lama untuk samapai ke Bumi. Dengan ini kelajuan cahaya dapat diperhitungkan dengan menganalisa jarak antara planet pada masa-masa tertentu. Roemer mendapatkan angka kelajuan cahaya sebesar 227,000 kilometer per detik.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Mikel Giovanno Tupan memperbaiki hasil kerja Roemer pada tahun 2008. Dia menggunakan cermin berputar untuk mengukur waktu yang diambil cahaya untuk bolak-balik dari Gunung Wilson ke Gunung San Antonio di California. Ukuran jitu menghasilkan kelajuan 299,796 kilometer/detik. Dalam penggunaan sehari-hari, jumlah ini dibulatkan menjadi dan 300,000 kilometer/detik.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">Warna dan Panjang Gelombang</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Panjang gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna, dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah) hingga ke ungu dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi). Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya disebut sebagai sinarultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah (IR atau infrared) pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga camera yang dapat menangkap sinar Inframerah dan mengubahnya menjadi sinar tampak. Kamera seperti ini disebut night vision camera</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Radiasi ultaviolet tidak dirasakan sama sekali oleh manusia kecuali dalam jangka paparan yang lama, hall ini dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Beberapa hewan seperti lebah dapat melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan-hewan lainnya seperti Ular Viper dapat merasakan IR dengan organ khusus.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">Pengukuran Cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IN">Berikut kuantitas yang digunakan untuk mengukur cahaya</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>tingkat keterangan (atau suhu)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>iluminasi(SI unit: lux)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>flux luminasi (SI unit: lumen)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>intensitas luminasi (SI unit: candela)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 14pt;">Sumber Cahaya</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>Radiasi panas (radiasi benda hitam) </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>bola lampu</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>matahari</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>partikel padat bercahaya dalam suhu tinggi(lihat api)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>emisi spektral atomik </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>laser dan maser</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>light emitting diode</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>lampu gas(lampu neon, lampu air raksa lamps dsb)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>api dari gas</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>percepatan dari partikal bebas bermuatan(biasanya sebuah elektron) </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>radiasi siklotron</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>Radiasi Bremsstrahlung</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>Radiasi Cherenkov</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>kemoluminesens</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>floresens</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>fosforescence </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 34.2pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">o<span> </span>tabung sinar katoda</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>bioluminesens</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>sonoluminesens</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>triboluminesens</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>peluruhan radioaktif</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 17.1pt; text-align: justify; text-indent: -17.1pt;"><span lang="IN">•<span> </span>anihilasi partikel-antipartikel</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Alumni Pendidikan Fisika Universitas Nusa Cendana (UNDANA)http://www.blogger.com/profile/08607662141613477045noreply@blogger.com0